Kamis, 29 Maret 2012

Metodologi Studi Islam


1.    Apa yang saudara dapatkan dari kuliah MSI ini ?
Ketika saya mendapatkan mata kuliah ini, yang saya dapatkan sangat banyak yaitu mempelajari kajian islam,sejarah islam dan juga permasalahan yang ada dalam masyarakat, saya banyak mendapatkan ilmu dan pelajaran yang sangat bermanfaat bagi diri saya,dan yang telah saya dapatkan dari mata kuliah MSI antara lain :

Ø  Tujuan kajian Islam :
  • Mengungkapkan faktor emosional dalam kerangka nasional, aktual, kultural, berupa kecintaan terhadap agama.
  • Membuktikan islam sebagai Rahmatan lil alamin.
  • Mengarahkan manusia berakhlak mulia sehingga tidak menyalahgunakan fungsi kekhalifahannya.
  • Membina dan mengarahkan potensi akal.
  • Mengarahkan manusia agar dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.

Ø  Manfaat kajian Islam :
  • Untuk menumbuhkan kecintaan manusia terhadap ajaran islam yang didasarkan kepada alasan yang sifatnya bukan hanya normatif.
  •  Untuk membuktikan kepada umat manusia bahwa islam baik secara normatif maupun kultural dan rasional.
  • Untuk menghilangkan citra negatif dari sebagian masyarakat terhadap ajaran islam.

Ø  Ruang lingkup kajian Islam
Ruang lingkup kajian islam yang dibahas adalah tentang sejarah islam. Kajian sejarah islam disini adalah mempelajari peristiwa-peristiwa dan keadaan-keadaan masyarakat islam pada masa diturunkannya islam mulai pada masa rasulullah sampai dengan keadaan islam saat ini. Mengkaji peradaban islam berarti semakin memahami makna hakiki peradaban islam sekaligus mengetahui faktor-faktor kemajuan dan kemunduran peradaban islam masa lampau untuk  pengembangan islam masa selanjutnya. Ada 2 pola pendekatan untuk mengkaji islam yaitu :


1). Pendekatan normatif à diklasifikasikan menjadi 3 bagian :
          a. Pendekatan missionaris tradisional
          b. Pendekatan apologetik
          c. Pendekatan irenic

2). Pendekatan deskriptif à diklasifikasikan menjadi 3 bagian :
          a. Pendekatan filologis dan sejarah
          b. Pendekatan ilmu-ilmu sosial
          c. Pendekatan fenomenologis

Ø  Sumber-sumber ilmu pengetahuan :
1).  Indera
Indera digunakan untuk berhubungan dengan dunia fisik atau lingkungan di sekitar kita. Indera ada bermacam-macam, yang paling pokok ada lima (panca indera) yakni indera penglihatan (mata), indera pendengaran (telinga), indera penciuman (hidung), indera perasa (lidah), dan indera peraba (kulit).
2). Akal
Akal merupakan fungsi dari organ yang secara fisik bertempat didalam kepala yakni otak. Akal mampu menambal kekurangan yanag terdapat dalam  indera. Keunggulan akal yang paling utama adalah kemampuannya menangkap esensi dari sesuatu tanpa terikat pada fakta-fakta khusus. Akal mengetahui sesuatu tidak secara langsung, melainkan lewat kategori-kategori atau ide yang inheren dalam akal dan diyakini bersifat bawaan. Kategori-kategori itu antara lain substansi, kuantitas, relasi, waktu, tempat, dan keadaan. Pengetahuan yang diperoleh dengan akal bersifat rasional, logis, atau masuk akal.
3). Hati atau intuisi
Organ fisik yang berkaitan dengan fungsi hati tidak diketahui dengan pasti. Pada praktiknya, intuisi muncul berupa pengetahuan yang tiba-tiba saja hadir dalam kesadaran tanpa melalui proses penalaran yang jelas, non analitis, dan tidak selalu logis. Intuisi disebut juga ilham atau inspirasi. Meskipun pengetahuan intuisi hadir begitu saja secara tiba-tiba, namun tampaknya ia tidak jatuh ke sembarang orang melainkan hanya kepada orang yang sebelumnya sudah berpikir keras mengenai suatu masalah.
4). Wahyu
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa pedoman hidup seorang muslim al-qur’an dan hadits yang keduanya merupakan wahyu dari Allah SWT yang diturunkan kepada rasulullah SAW. Wahyu datang untuk memberikan gambaran yang benar tentang alam, kehidupan dan manusia. Kedatangan wahyu untuk membangun aqidah yang benar dan untuk mewujudkan insan yang saleh baik secara individu maupun sosial.
Menurut para ulama, keistimewaan islam itu diantaranya adalah:
  • Rabbaniyyah (Bernilai ketuhanan)
  • Syumuliyyah (Komprehensif)
  • Insaniyyah (Manusiawi)
  • Ashalah (Orasinalitas)
  • Whudhuh (Jelas)
  • Tawazun (Keseimbangan)

  1. Ada beberapa model-model kajian islam yaitu :
  1. Eksklusif (tertutup), yaitu cara memahami agama yang bersumber pada aspek normalitas/formalitas. Menutup diri terhadap pemahaman atau kebenaran kelompok lain, mampu mebentuk radialisme.
  2. Inklusif yaitu menerima kebenaran , pemikiran atau pemahaman kelompok lain, sehingga dapat memiliki asumsi bahwa ajaran yang ia anut benar dan ajaran kelompok lain juga benar adanya, mampu membentuk sikap hidup toleran.
  3. Pluralis yaitu keaneka ragaman agama atau munculnya berbagai paham dimasyarakat merupakan suatu keniscayaan (keharusan).
  4. Elektifisme yaitu memilah-milih dari semua ajaran agama diambil baik, baik menurut selera, pemikiran maupun anggapan mereka.
  5. Universalisme yaitu cara memahami agama secara menyeluruh atau global.

  1. Pengkajian islam dilihat dari sisi pengkajinnya dikategorikan dalam dua kelompok, yaitu :
  1. Kelompok outsider yaitu kajian keislaman yang dilakukan oleh para pengkaji atau sarjana-sarjana Barat (non muslim). Kajiannya adalah kajian islam kritis dalam berbagai aspeknya sesuai dengan minat dan disiplin ilmu yang dialaminya.
  2. Kelompok insider yaitu kajian keislaman yang dilakukan oleh sarjana dari kalangan muslim, kajian keislaman lebih bersifat transmisi karena mereka melakukan kajian dan penelitian lebih banyak mengulang dari apa saja yang telah disampaikan oleh gurunya. 
·         Kajian insider lebih dalam lagi karena ingin memberikan respon islam atas tantangan kontemporer. Di masa modern telah banyak sarjana muslim lulusan universitas barat.  Bahkan dalam tradisi syi’ah terdapat tradisi filsafat yang berkembang terus-menerus sehingga para ilmuwan atau para sarjananya sangat kritis dalam mengkaji islam.

  1. Dalam kajian islam hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :
1.      Bagaimana metodologi yang digunakan dalam pengkajiannya itu, apakah dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah atau tidak.
2.      Perlu menerapkan sikap empati yang tulus oleh para pengkajinya

  1. Islamic studies dalam perspektif insider :
  1. Islam sebagai objek kajian senantiasa menarik seiring dengan berkembangnya pendekatan, disiplin ilmu dan metodologi.
  2. Ketertarikan peneliti tampaknya lebih merupakan kedinamisan islam dan masyarakatnya, dan karena banyaknya tantangan yang dihadapi umat muslim dalam mengaktualisasikan ajaran-ajarannya.

Macam-macam model lainnya adalah sebagi berikut :
1). Model Tafsir
Tafsir berarti al-idlah yaitu penjelasan dan keterangan. Tafsir adalah menjelaskan makna ayat-ayat al-qur’an dari berbagai seginya. Tafsir mempunyai tiga ciri yaitu :
·         Segi objek pembahasannya adalah Al-Qur’an.
·         Segi tujuannya adalah untuk menjelaskan kandungan al-qur’an.
·         Segi sifat dan kedudukannya adalah hasil penalaran, kajian, dan ijtihad para mufassir.
Macam-macam model penelitian tafsir :
a.       Model Quraish Shihab
b.      Model Ahmad Al-Syarbashi
c.       Model Syaikh Muhammad Al-Ghazali
2). Model Hadits
Kata al-hadits berasal dari bahasa arab yang berarti Al-khabar yaitu sesuatu yang diperbincangkan, dibicarakan atau diberitakan dan dialihkan dari seseorang kepada orang lain. Sedangkan pengertian dari Hadits adalah ucapan, perbuatan, dan keadaan Nabi Muhammad SAW.
Macam-macam model penelitian hadits :
a.       Model H.M. Quraish Shihab
b.      Model Musthafa Al-Siba’iy
3). Model Filsafat Islam
Filsafat islam adalah pembahasan meliputi berbagai soal alam semesta dan bermacam-macam masalah manusia ats dasar ajaran-ajaran keagamaan yang turun bersama lahirnya agama islam. Filsafat islam terdiri dari lima ciri, yaitu :
·         Segi sifat dan coraknya à berdasarkan pada ajaran islam yang bersumberkan Al-Qur’an dan Hadits .
·         Segi ruang lingkup pembahasannya à mencakup pembahasan bidang fisika, masalah ketuhanan, masalah kehidupan dunia dan akhirat.
·         Segi datangnya à islam sejalan dengan perkembangan ajaran islam itu sendiri.
·         Segi pengembangannya à disajikan oleh orang-orang yang beragama islam.
·         Segi kedudukannya à sejajar dengan bidang studi keislaman lainnya.
Macam-macam model penelitian filsafat islam :
a.       Model M. Amin Abdullah
b.      Model Ahmad Fuat Al-Ahwani

Filsafat islam membahas secara luas tentang epistemologi, maka ia membedakan antara jiwa dan akal. Factor-faktor yang memastikan batas korelasi filsafat islam dengan pemikiran filosofis modern dan hubungan lingkaran sejarah satu sama lain. Keterpengaruhan filsafat abad pertengahan dengan filsafat islam, yaitu terdapat. Pola titik persamaan. Dalam kesamaan pemikiran dan pangdangan-pandangan itu.          Terdapat factor-faktor yang membawa antara pemikiran-pemikiran tersebut. Semacam hubungan nasab dan kekerabatan.
Berfikir secara filsafat diartikan sebagai berfikif yang sangat mendalam sampai kepada hakikat, atau berfikir secara global
            Hal ini harus memenuhi persyaratan berikut :
a.       Harus sistematis
b.      Harus konsepsional
c.       Harus koheren
d.      Harus rasional
e.       Harus sinoptik
f.       Harus mengarah kepada pandangan dunia


4). Model Ilmu Kalam
Ilmu kalam adalah ilmu ilmu yang berisi alasan-alasan yang mempertahankan kepercayaan iman dengan menggunakan dalil-dalil pikiran dan berisi bantahan terhadap orang-orang yang menyeleweng dari kepercayaan.

5).  Model Tassawuf
Tassawuf diartikan sebagai upaya memperindah diri dengan akhlak yang bersumber pada ajaran agama dalam rangka mendekatkan diri pada Allah SWT. Jika dilihat dari sudut pandang manusia sebagai makhluk bertuhan, tassawuf diartikan sebagai kesadaran fitrah yang dapat mengarahkan jiwa agar selalu tertuju kepada kegiatan-kegiatan yang dapat menghubungkan manusia dengan tuhan.

  1. Tahap Teologis :
  1. Pendekatan teologis dalam studi agama akan mengkaji teologi agama-agama yaitu teologi tertentu yang muncul dalam tradisi keagamaan partikular yang diadopsi dari luar agama.
  2. Teologi agama yaitu upaya membangun suatu  teologi agama yang lebih universal yang dalam hal ini mengonsentrasikan pada kategori-kategori transenden
  3. Teologi agama-agama global yaitu yang dimulai dari situasi global dalam seluruh kompleksitas moral, manusia dan natural dan dari sana muncul upaya mengonseptualisasikan. Kembali kategori-kategori teologis yang muncul dari tradisi-tradisi keagamaan tertentu yang mengarahkan perkembangan kondisi dan situasi global, yang memengaruhi setiap orang.

  1. Tahap politis :
  1. Penelitian yang dilakukan oleh kaum orientalisasi ini lebih mengedepankan upaya memberikan sokongan terhadap kekuasaan dan sikap yang hegemonik barat atas bangsa-bangsa timur yang sebagian besar penduduknya beragama islam.
  2. Kecenderungan untuk menghadapkan islam pada perkembangan sosial , politik, ekonomi, dan budaya merupakan ciri kajian keislaman pada masa-masa awal periode modern.
  3. Tradisi kajian masalah-masalah ketimuran menjadi instrumen yang sangat penting, karena sebagian besar dari bangsa-bangsa timur  yang mengalami penjajahan pada awalnya merupakan bagian dari kekuasaan islam (Afrika, Arab, Asia Tengah, Asia Selatan, Asia tenggara).

  1. Tahap Saintifik :
1.      Memauki pada abad ke -19, sikap kalangan kristen terhadap islam mulai dihubungkan dengan kesesuaian agama itu untuk menjawab kecenderungan rasional.
2.      Perubahan pendekatan kajian orientalis disebabkan oleh kesadaran kaum orientalis sendiri, karena jika kajian-kajian islam dengan pendekatan politis tetap dijalankan, akan memunculkan ketegangan-ketegangan antara barat (kristen) dan timur (islam) yang tidak mudah reda dalam waktu yang singkat.

Ø  Epistimologi Bayani
Metode bayani adalah sebentuk epistimologi yang menjadikan teks tertulis seperti al-qur’an, hadits, fatwa ulama, sebagai basis utama untuk membentuk pengetahuan. Metode bayani mempunyai 2 tujuan yaitu :
·         Memahami dan menganalisis teks guna menemukan makna yang terkandung dalam lafadz.
·         Mengambil istinbath hukum-hukum dari al-qur’an.
·         Bagaimana metodologi yang digunakan dalam pengkajiannya itu, apakah dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah atau tidak.
·         Perlu menerapkan sikap empati yang tulus dari para pengkajinya.

Ø  Bayan dalam metode bayani terdapat 4 macam :
a.  Bayan al i’tibar
b. Bayan al i’tiqad
c.  Bayan al ibarah
d. Bayan al kitab

Ø  Epistimologi Irfani
Metode irfani adalah suatu pendekatan yang dipergunakan dalam kajian pemikiran islam oleh para mutasawwifun dan ‘arifun untuk mengeluarkan makna batin. Dapat dikatakan meski pengetahuan irfani bersifat subyektif, namun semua orang dapat merasakan kebenarannya.

Implikasi pengetahuan irfani dalam konteks pemikiran keislaman :
·         Menghampiri agama-agama pada tataran substansi dan esensi spiritualitasnya.
·         Mengembangkannya dengan penuh kesadaran akan adanya pengalaman keagamaan orang lain  yang berbeda aksidensi dan ekspresinya.
·         Kepekaan terhadap problem-problem kemanusiaan.
·         Pengembangan budaya dan peradaban yang disinari oleh pancaran fitrah ilahiyah.
·         Melalui pendekatan irfani, makna hakikat terdalam di balik teks dan konteks dapat diketahui. 

Ø  Epistimologi Burhani
Metode burhani adalah pendekatan yang mendasarkan diri pada kekuatan rasio melalui instrument logika dan metode diskursif. Pendekatan ini menjadikan realitas maupun teks dan hubungan antara keduanya sebagai sumber kajian. Tujuannya adalah untuk menetapkan aturan-aturan yang digunakan untuk menentukan cara kerja akal, atau cara mencapai kebenaran yang mungkin diperoleh darinya. Kendala yang sering dihadapi dalam penerapan pendekatan ini adalah sering tidak sinkronnya teks. Masyarakat lebih banyak menggunakan teks daripada konteks meskipun yang lebih cenderung kepada kontekspun tidak sedikit.
v  perbedaan antara bayani, irfani dan burhani adalah :
o   Asumsi dasar/ paradigma bayani, lebih melihat teks sebagai sebuah fenomena kebahasan.
o   Paradigma burhani melihat teks sebagai suatu yang berkaitan dengan konteks.
o   Paradigma irfani lebih melihat teks sebagai sebuah simbol dan syarat dan menuntut pembacaan dan penggalian makna terdalam dari simbol-simbol dari isyarat-isyarat tersebut dengan melibatkan kecerdasan emosional, sosial, dan spiritual.
*      Pendekatan Normatif dalam Kajian Islam
Pendekatan normatif yaitu suatu pendekatan yang memandang agamadari segi ajarannya yang pokok dan asli dari tuhan yang didalamnya belum terdapat penalaran pemikiran manusia. Dalam kaitan ini agama tampil sangat prima dengan seperangkat cirinya yang khas. Untuk agama islam misalnya, secara normatif pasti benar, menjunjung nilai-nilai luhur.
Dalam aplikasinya, pendekatan normatif tidak menemui kendala yang cukup berarti ketika digunakan untuk melihat dimensi islam normatif yang bersifat Qathi’i, pendekatan normatif akan semakin rumit ketika dihadapkan pada realita al-qur’an dan hadits yang tidak tertulis secara eksplisit namun kehadirannya diakui dan bahkan diamalkan oleh komunitas tertentu secara luas.

*      Pendekatan Antropologi dalam Kajian Islam
Antropologi adalah suatu ilmu yang memahami sifat-sifat semua jenis manusia secara lebih komprehensif. Pada era ini, antropologi dipergunakan sebagai suatu hal untuk kepentingan manusia yang lebih luas. Karakteristik dari antropologi pendidikan islam adalah terletak pada sasaran kajiannya yang tertuju pada fenomena pemikiran yang berarah balik dengan fenomena pendidikan iagama islam. Pendidikan agama islam arahnya dari atas ke bawah, artinya sesuatu yang dilakukan berupa upaya agar wahyu dan ajaran islam dapat dijadikan pandangan hidup anak didik (manusia). Sedangkan antropologi pendidikan islam dari bawah ke atas, artinya sesuatu yang diupayakan dalam mendidik anak agar anak dapat membangun pandangan hidup berdasarkan pengalaman agamanya bagi kemampuannya untuk menghadapi lingkungan.
Kajian antropologi juga memberikan fasilitas bagi kajian islam untuk lebih melihat keragaman pengaruh budaya dalam praktik islam. Pemahaman realitas nyata dalam sebuah masyarakat akan menemukan suatu kajian islam yang lebih empiris. Dengan pemahaman yang luas akan budaya-budaya yang ada memungkinkan kita untuk melakukan dialog dan barangkali tidak mustahil memunculkan satu gagasan moral dunia berdasarkan pada kekayaaan budaya dunia. Dengan demikian pemahaman agama secara keseluruhan tidak akan tercapai tanpa memahami separuh dari agama yaitu manusia. Tidak berlebihan untuk menyebut bahwa realitas manusia sesungguhnya adalah realitas ketuhanan yang empiris. Disinilah letak pentingnya pendekatan antropologi dalam mengkaji islam.
Para antropologi menjelaskan keberadaan agama dalam kehidupan manusia mereka sebut sebagai “common sense” dan “religious atau mystical event”. Dalam satu sisi common sense mencerminkan kegiatan sehari-hari yang biasa diselesaikan dengan pertimbangan rasional ataupun dengan bantuan teknologi, sementara itu religious sense adalah kegiatan atau kejadian yang terjadi diluar jangkauan kemampuan nalar maupun teknologi.
Agama adalah bukan hasil rekayasa intelektual manusia, tetapi berasal dari wahyu suci Tuhan. Lahirnya ilmu tafsir, ilmu hadits, ilmu fikih dan ilmu usul fikih adalah hasil kontruksi intelektual manusia dalam menerjemahkan ajaran agama sesuai dengan kebutuhan manusia di dalam lingkungan sosial dan budaya.
            Secara garis besar kajian dalam antropologi dapat dikategorikan ke dalam empat kerangka teoritis; intellectualist, structuralist, functionalist dan symbolist.
Fungsi psikologi agama, sebagai penguat dari ikatan moral masyarakat dan fungsi social agama sebagai penguat solidaritas manusia menjadi dasar dari perkembangan teori fungsionalisme.
Fungsi ritual dalam masyarakat seagai suatu aktifitas untuk mengembalikan kesatuan masyarakat mengilhami para anrtopolog untuk menerapkan pandangan ritual sebagai symbol.
            Realitas manusia sesungguhnya adalah realitas empiris dari ketuhanan. Realitas manusia dengan segala aspeknya, adalah mempelajari Tuhan (agama) dalam realitas empiris.
Antropologi adalah suatu ilmu yang memahami sifat-sifat semua jenis manusia secara lebih komprehenshif. Ada bermacam-macam antropologi seperti antropologi ekonomi, antropologi politik, antropologi kebudayaan, antropologi agama, antropologi pendidikan, antropologi perkotaan, dan lain sebagainya.
Karakteristik dari antropologi pendidikan islam adalah terletak pada sasaran kajiannya yang tertuju pada fenomena pemikiran yang berarah balik dengan fenomena pendidikan agama islam (PAI).
Gerrtz mengelompokkan masyarakat jawa ke dalam tiga kelompok, abangan adalah kelompok masyarakat yang berbasis pertanian dan santri
Antropologi adalah melihat bagaimana agama dipraktikkan, diinterpretasi, dan diyakini oleh penganutnya. Kajian agama secara empiris dapat diarahkan kedalam dua aspek yaitu manusia dan budaya. Persoalan agama yang harus diamati secara empiris adalah tentang manusia.

Ø  Tujuan Mempelajari Filsafat :
  • Memahami dan dapat mempraktikkan cara berpikir yang dapat mengantarkan kepada kebenaran yang sebenarnya.
  • Membantu memperjelas segala persoalan dan masalah yang dihadapi manusia sehingga memecahkannya secara bijak.
  • Memberikan dorongan untuk mengembangkan keilmuan alternatif bagi problematika umat islam masa kini.
  • Memetakan problema umat dan memproyeksikan masa depan islam.
Ø  Manfaat Mempelajari Filsafat :
  • Dapat menolong, mendidik, membangun diri sendiri untuk berpikir lebih mendalam dan menyadari bahwa ia adalah makhluk tuhan.
  • Dapat memberikan kebiasaan dan kepandaian untuk melihat dan memecahkan persoalan-persoalan dalam hidup sehari-hari.
  • Dapat memberikan pandangan yang luas, membendung aukisme dan akusentris.
  • Dapat melatih untuk berpikir cemerlang sehingga tidak hanya ikut-ikut saja, membuntut pada pandangan umum.
  • Dapat memberi dasar hidup dalam etika dan ilmu pengetahuan yang bermanfaat untuk kehidupan.


2.    Bagaimana tanggapan saudara terhadap persoalan-persoalan keagamaan yang muncul di masyarakat?
Banyak persoalan-persoalan agama yang terjadi dikalangan masyarakat, apalagi menyangkut tentang aliran agama yang dianggap sesat. Ini merupakan tantangan yang besar bagi masyarakat indonesia khususnya agama islam karena dalam berbagai kasus yang terjadi itu menyangkut tentang peraturan-peraturan yang ada dalam agama islam. Pemerintah dan masyarakat harus siap mengatasi masalah ini dengan tegas dan baik, dengan adanya sikap dari pemerintah dan masyarakat maka aliran agama yang dianggap sesat itu akan berhenti sendiri. Masyarakat jangan bersikap arogan dan menghakimi sendiri kepada penganut aliran yang dianggap sesat, Nabi Muhammad tidak pernah mengajarkan kepada umat nya untuk berbuat dengan sewenang-wenang. Alangkah lebih baik nya kita sebagai umat islam untuk memberi nasehat dan pelajaran kepada aliran sesat tersebut agar mereka sadar terhadap apa yang mereka lakukan itu salah.
Umat islam di indonesia sangat pesat perkembangannya ini membuktikan bahwa agama islam di indonesia bisa diterima oleh kalangan masyarakat, karena agama islam merupakan agama yang lemah lembut dibuktikan dari pembawa agama islam yaitu Baginda Nabi Agung Muhammad Saw yang merupakan orang yang dikenal sangat jujur, lemah lembut, dapat dipercaya, baik dan juga mau menerima dari kalangan manapun. Ketika ada orang yang mau masuk kedalam agama islam sangat mudah sekali hanya dengan niat dan membaca yang artinya “ Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah” ini membuktikan bahwa agama islam merupakan agama yang mudah dipelajari oleh kalangan masyarakat.
Akan tetapi ketika masyarakat yang memeluk agama islam menemukan aliran agama yang sesat mereka melakukan perbuatan yang bertentangan oleh apa yang telah mereka pelajari, ini seharusnya harus dihindari dan diselesaikan dengan baik-baik tidak dilakukan dengan anarki.
Faktor-faktor penyebab adanya aliran sesat dalam masyarakat seperti :
1.      Kemiskinan
2.      Keterbelakangan pendidikan agama
3.      Ada yang mendesain terbentuknya aliran sesat
4.      Dakwah.
5.      Kekuatan hukum
6.      Salah mengartikan dari apa yang terkandung dalam alqur’an dan hadist
7.      Ilmu agama yang lemah
8.      Tidak adanya perhatian dari orang terdekat

Kelemahan-kelemahan inilah yang menjadi jalan bagi orang yang mengajarkan aliran sesat untuk berdakwah dan menyampaikan ajaran-ajaran yang akan membuat pengikutnya percaya dan akan melakukanya dalam kehidupan sehari-hari, alangkah lebih baiknya kita sebagai umat muslim harus bisa mengatasi masalah tersebut dengan mendekatkan diri kepada Allah dan minta diberi petunjuk sgar terjauh dari aliran agama yang dianggap sesat. Dan menanamkan jiwa yang kuat agar tidak goyah iman dan ketaqwaan kepada Allah Swt dan hanya mengikuti ajaran-ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw dan berpedoman kepada Alqur’an dan al-hadist.


3.    Kontribusi apa yang dapat saudara berikan untuk menjawab persoalan keagamaan yang terjadi di masyarakat?
Dengan pengetahuan dari ulama-ulama maupun orang yang sesungguhnya lebih mengetahui tentang ajaran agama islam yang berpedoman terhadap alqur’an dan al-hadist  Insya Allah dengan kontribusi pembinaan-pembinaan kepada masyarakat yang memeluk agama islam dan selalu memberi dorongan untuk melakukan atau mendengarkan para ulama ketika berdakwah yang tujuan dan manfaatnya akan diperoleh didunia maupun diakhirat nanti, lalu melatih mental kepada orang-orang yang lemah agar bisa memperkokoh  keislaman dengan kepercayaan yang tinggi agar tidak terjerat oleh aliran-aliran sesat.
Masyarakat hendaknya menyadari bahwa mereka juga merupakan anggota masyarakat. Oleh karena itu, tunjukan tauladan kepada mereka sebagai sikap yang terbaik, tidak justru menebarkan terror kepada mereka, menghancurkan rumah, dan menganiaya mereka. Hal ini sangat ironi terjadi dalam masyarakat yang sangat religius. Lalu dimana sisi religious yang mereka bangga-banggakan dan mereka junjung tinggi. Ini semua perlu penangganan yang tidak hanya niatan tetapi haruslah menjadi tindakan yang dilandaskan pada nilai-nilai keislaman yang haqiqi yang tidak mengarah pada kekerasan dan teror atas nama Agama.
Dengan adanya tindakan diatas tersebut agama yang dianggap sesat akan mengalami kemunduran dan lama-lama akan musnah dari kehidupan masyarakat, akan tetapi masyarakat harus selalu waspada terhadap dakwah-dakwah yang diberikan dalam pengajian maupun acara yang bersangkutan tentang agama.









TERIMAKASIH


Tidak ada komentar:

Posting Komentar